SEJARAH HIMPUNAN MAHASISIWA TEKNIK GEOLOGI “BUMI” STTNAS YOGYAKARTA

SEJARAH HIMPUNAN MAHASISIWA TEKNIK GEOLOGI “BUMI” STTNAS YOGYAKARTA

 

Eksisnya Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi “BUMI” yang terpatri dengan sebutan BUMI, hingga saat ini tidak  terlepas dari upaya semua pihak baik vertikal maupun horisontal untuk membangun suatu wadah edukatif secara kontinu dan berkesinambungan di Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta. Ditinjau dari eksistensi, kegiatan serta pengakuan Almamater dan Konstituennya, sejarah HMTG dibagi menjadi 3 fase, yaitu; Fase HMTG, Fase Reformasi dan Fase BUMI.

Fase HMTG terjadi dari mulai lahirnya Jurusan Teknologi Geologi Akademi Teknologi Nasional (ATNAS) Yogyakarta hingga awal Tahun 1991.Eksistensi fluktuatif, kegiatan rutin tiap tahun relatif stagnan, berkutat di acara seremonial pengenalan Pengurus HMTG dan field trip ala kadarnya. Pengakuan dari pihak kampus saat itu adem ayem, namun dari konstituennya (Mahasiswa Teknologi Geologi) tidak ada dukungan yang berarti, hal ini disebabkan karena persyaratan untuk menjadi Pengurus HMTG saat itu IPK minimal 2.5. Standarisasi persyaratan tersebut menjadikan Pengurus HMTG saat itu menjadi eksklusif dan menjauh dari konstituennya.

Fase Reformasi terjadi mulai awal tahun 1991 hingga 1994, dimulai sejak diangkatnya Tokoh Reformis, Visioner dan Pembangunan; Bapak Pietoyo Sukarbowo menjadi Direktur STTNAS Yogyakarta, kemudian memilih Bapak Ev. Budiadi sebagai Ketua Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta dan membuka celah untuk mereformasi & membangun HMTG STTNAS Yogyakarta secara demokratis dan berkesinambungan.Saat dilakukan pemilihan Kepengurusan HMTG secara demokratis, untuk pertama kalinya terpilih sebagai Ketua adalah Tantan Trianaputra (88) dan Wakil Ketua adalah Azhari (89).

Secara bertahap, kepengurusan saat itu berusaha menampung aspirasi konstituennya sekaligus mengimbangi dan menjabarkan program konperhensif kampus yang ingin berlari kencang mengejar ketertinggalannya dengan pembangunan disegala bidang.Salah satu program penentu saat itu adalah perjuangan kampus mendapatkan Status Akreditasi dari Kopertis Wilayah Yogyakarta yang lebih baik dari sebelumnya disetiap Jurusan yang ada di STTNAS Yogyakarta.  Singkat cerita, Teknik Jurusan Geologi STTNAS Yogyakarta mendapatkan Status Disamakan, namun Status tersebut harus dipertahankan secara periodik dengan berbagai syarat teknis maupun non teknis, satu diantaranya adalah keberadaan HMTG serta aktifitasnya yang memberikan konstribusi kepada semua pihak. Apabila HMTG tidak mempunyai aktifitas, Status Disamakan akan dipertanyakan bahkan ditunda atau diturunkan oleh pihak Kopertis.

Untuk mempertahankan Status Akreditasi Disamakan, di tahun pertama kepengurusannya, HMTG membuat strategi Pembenahan kedalam serta Promo dan Studi Banding keluar. Kedalam HMTG melakukan konsolidasi internal antar pengurus dan anggota loyal serta apriori dengan membuat suatu kegiatan yang melibatkan orang banyak, diantaranya adalah field trip yang ditingkatkan kuantitas & kualitasnya menjadi Pengenalan Lapangan (PL), kemudian Pengenalan Lapangan & Himpunan (PLH) dan disempurnakan menjadi  Gladibumi hingga saat ini.  Keluar HMTG malakukan promo yang agresif dengan selalu hadir disetiap acara yang ada kaitannya dengan komunitas orang-orang Geologi dan Perusahaan/Instansi tempat bernaungnya orang-orang lulusan Geologi, seperti kegiatan Ikatan Ahli Geologi (IAGI), Ikatan Mahasiswa Geologi (IMAGI) serta kunjungan politis ke Institusi yang menyelenggarakan Disiplin Ilmu Geologi seperti: Universitas Trisakti, Universitas Pakuan Bogor, Universitas Padjajaran Bandung, ITB, UGM, UPN & Akprind. Hasil dari realisasi program tersebut kemudian dievaluasi dan diramu untuk dijadikan bahan masukan untuk program kepengurusan berikutnya.

Salah satu program unggulan kepengurusan berikutnya adalah Penelitian HMTG yang bertema “Tata Ruang Gunung Merapi”.Anggota Peneliti ini merupakan kolaborasi dari berbagai kalangan yang mewakili Mahasiswa Teknik Geologi STTNAS saat itu; dari mahasiswa yang loyal dan apriori terhadap HMTG, mahasiswa junior hingga senior, mahasiswa kutu buku hingga jagonya lapangan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.Karya Penelitian tersebut dipresentasikan secara umum di Kampus STTNAS Yogyakarta. Kemudian dipresentasikan dan mendapatkan apresiasi penuh dari seluruh Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi Indonesia pada acara Sarasehan Forum Himpunan Mahasiswa Geologi Indonesia (FORHIMAGI / cikal bakal PERHIMAGI) yang bertempat di Teknik Geologi  Universitas Hasanuddin  Makassar. Dalam acara ini HANYA HMTG STTNAS Yogyakarta yang siap dan Presentasi Karya Penelitian pada Forum Nasional tersebut .

Program selanjutnya adalah pembuatan perdana jaket lapangan yang kala itu belum diberi nama, kemudian perancangan dan pembuatan AD/ART dan simbol-simbol organisasi yang menyertainya seperti Lambang, Hymne & Mars HMTG. Lambang, Hymne & Mars terealisasi lebih cepat, karena paling mendesak dibutuhkan dan relatif lebih mudah pembuatannnya dibanding dengan AD/ART.

Fase BUMI terjadi dari tahun 1994 hingga saat ini, Fase ini adalah fase Pematangan, Pembangunan dan Penyempurnaan dari fase-fase sebelumnya. Di fase ini dinamika kegiatan organisasi lebih dinamis, terasakan manfaatnya oleh semua pihak, seperti penyelenggaraan Gladi Bumi yang professional, Pengesahan AD/ART HMTG BUMI, Penentuan Tanggal Lahir HMTG BUMI Penyelenggaran Musik Bumi (MuMi), Bakti Sosial dalam meringankan Korban Letusan Merapi, Seminar Nasional dll.

( Tantan Trianaputra ’88 )

 

HMTG “BUMI” PADA SAAT INI

Selanjutnya setelah Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta resmi menyandang nama “BUMI” yang dikukuhkan pada Musyawarah Besar tanggal 10 Juni 1994 gerakan-gerakan perubahan pun mulai dimantapkan langkahnya. PLH (pengenalan lapangan dan himpunan) telah disempurnakan formulanya menjadi Gladibumi, dan eksistensinya mulai dilihat di kalangan institusi STTNAS Yogyakarta.

Gerakan ke arah yang lebih baik terus dilakukan oleh, meraih juara ke-3 pada geology smart contest 2011 di UPN Veteran Yogyakarta serta juara ke-3 international geomapping competition 2012 di UGM Yogyakarta merupakan bukti nyata kemajuan sumber daya manusia HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta di mata institusi Geologi Nusantara.

Sesuai dengan hasil pemilihan umum Ketua HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta yang dilaksanakan pada 04 Juli 2015 kemudian rapat pembentukan  Badan Pengurus Himpunan HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta pada 13 Juli 2015, maka pada tanggal 13 Juli 2015 secara resmi pihak Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta yang didampingi Pembantu Ketua III STTNAS Yogyakarta mengesahkan kepengurusan HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta periode 2015/2016.

Pelantikan kepengurusan HMTG “BUMI” 2015/2016 dilaksanakan secara khidmat berada di gedung C1 dengan pengumandangan sumpah pengurus dilanjutkan penandatanganan berita acara pelantikan, kemudian disahkannya SK (Surat Keputusan) HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta dengan NO: 75/SK/STTNAS/KJTG/IX/2015 oleh Ketua Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta.

Sesuai dengan AD/ART, azas HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta adalah azas pendidikan, kemahasiswaan, keorganisasian bercirikan Pancasila.Landasan HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta adalah peraturan Kopertis Wilayah V No. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional bahwa perlu adanya lembaga kemahasiswaan Jurusan di lingkungan akademis. Sementara visi dan misi HMTG “BUMI” adalah:

Visi: Menjadikan HMTG “BUMI” sebagai himpunan yang harmonis dan berkualitas.

Misi: – Membantu anggota dalam pendidikan, hubungan kemahasiswaan serta pengetahuan berorganisasi

  • Menampung segala aspirasi anggota untuk kemajuan HMTG “BUMI” STTNAS Yogyakarta
  • Menjalin kerjasama dengan lembaga khususnya yang berhubungan dengan ilmu kebumian serta masyarakat pada umumnya
  • Membentuk kader-kader demi kelanjutan HMTG “BUMI” STTNAS Yogakarta di masa yang akandatang.